Manifestasi Klinis Okular dan Orbital pada Penyakit Sinus Paranasal dan Manajemennya di RS Dr. M. Djamil Padang
Abstract
Latar belakang : Hubungan yang erat antara penyakit sinus paranasal dan orbita disebabkan karena letaknya yang berbatasan secara anatomis. Sekitar 60% hingga 80% dari dinding orbita tersusun dari dinding sinus paranasal. Pasien dengan penyakit sinus paranasal dapat memperlihatkan gejala okular yang lebih menonjol tanpa disertai gejalai rhinologik yang nyata. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan gejala okular yang khas pada pasien dengan penyakit sinus paranasal menurut etiologi yang mendasarinya.
Metode : Penelitian retrospektif dari rekam medis dari bulan Januari 2008 - Desember 2017. Data yang dikumpulkan berupa umur, jenis kelamin, diagnosa penyakit sinus paranasal, sinus yang terlibat, ada tidaknya invasi orbita dan gejala klinis okular.
Hasil : Terdapat 55 pasien yang berobat ke poliklinik rawat jalan bagian oftalmologi RSUP Dr. M. Djamil Padang selama periode tahun 2008-2017, baik datang secara langsung atau dikonsulkan dari bagian THT-KL, dengan kecurigaan invasi orbita akibat penyakit sinus paranasal, yang terdiri dari 34 (61.8%) laki-laki dan 21 (38.2%) perempuan. Usia pasien bervariasi dari umur 4 tahun hingga 83 tahun, dengan kelompok umur terbanyak antara umur 51 hingga 60 tahun. Invasi orbita terjadi pada 45 pasien (81.8%) dan disebabkan oleh tumor sinonasal pada 35 pasien (77.7%), oleh infeksi sinus pada 8 pasien (17.7%) dan oleh mukokel pada 2 pasien (4.6%). Tumor sinonasal merupakan penyakit sinus paranasal terbanyak yaitu pada 43 pasien (78.2%) dan sinus maksilaris merupakan sinus yang terbanyak terlibat. Mayoritas pasien (67.7%) datang dengan presentasi klinis proptosis, diikuti dengan oftalmoplegia (54.8%) dan penurunan visus (43.5%).
Kesimpulan: Tumor sinonasal merupakan etiologi terbanyak abnormalitas orbita akibat invasi penyakit sinus paranasal dan sinus maksilaris merupakan sinus yang terbanyak terlibat. Proptosis merupakan manifestasi klinis okular terbanyak sebagai komplikasi orbita yang disebabkan penyakit sinus paranasal. Proptosis bersifat nonaksial dan arah proptosis berlawanan dengan letak sinus yang terlibat