Sudut Pandang dan Tanggung Jawab Profesi

Tjahjono D Gondhowiardjo (1)
(1) Departement of Ophthalmology, Universitas Indonesia , Indonesia

Abstract




Dalam era globalisasi infomasi ini, kita selalu dituntut untuk melakukan atau menerapkan semua tindakan atau keputusan berdasarkan bukti ilmiah (evidence-based). Ironinya, sebagian besar dari kita mungkin tidak pernah tersentuh atau memahami apakah evidence-based itu. Oleh karena itu, edisi ini memuat dua buah makalah meta-analisis yang berupaya untuk menjelaskan tahapan pencapaian kesimpulan yang berdasarkan bukti yang kuat dari berbagai tingkatan kesahihan suatu laporan; baik dalam prosedur diagnose klinik, maupun dalam pola penatalaksanaan terkini. Tanpa kesadaran akan proses pencapaian standar evidence-based, maka dengan mudah kita akan menggunakan suatu jenis obat, hanya berdasarkan hasil suatu makalah, misalnya efek penggunaan myrtogenol yang ditampilkan dalam edisi ini.


Disisi lain, perlu disadari bahwa pemahaman dogmatis dari ketentuan evidence-based tsb, mempunyai dampak negatif, yaitu pembatasan terhadap pemikiran kreativitas dan innovasi untuk mengatasi masalah yang ada di negara berkembang, baik karena ketiadaan sarana maupun prasarana; apalagi membuat terobosan untuk kebaruan pengembangan keilmuan. Dengan kata lain, kita akan terus digiring untuk menjadi pengguna teknologi baru berdasarkan pengetahuan yang berkembang di negara-negara industri.


Sebagaimana biasanya, makalah yang ditampilkan masih didominasi oleh institusi pendidikan; yang umumnya dibuat oleh peserta didik. Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa seringkali terkesan sebagai output dari tahapan pendidikan, yaitu belajar meneliti dengan membuktikan suatu keadaan / teknologi yang relatif sudah baku. Di sisi lain, hal ini mempunyai nilai positif karena dapat menunjukkan bahwa perlakuan atau tindakan yang sederhana dan baku, seperti metode pencil push up, suntikan oxytetracyclin intra lesi dapat memberi hasil pengobatan yang sesuai dengan harapan.


Data retrospektif yang ditampilkan dapat dibaca sekedar sebagai data deskriptif, yang relatif juga merupakan informasi baku; seperti misalnya insiden kekeruhan kapsul posterior lensa pasca operasi katarak, dan keberhasilan tindakan fotokoagulasi laser pada robekan retina. Dari sisi lain, hal itu dapat dilihat, atau digunakan sebagai data pembanding terhadap kualitas pelayanan di insititusinya sendiri atau institusi lainnya. Hal itu disebabkan karena pada hakekatnya kekeruhan kapsul lensa posterior adalah akibat dari ketidaksempurnaan teknik operasi katarak yang kita lakukan; begitu pula dengan robekan retina pasca fotokoagulasi laser terkait dengan kecepatan waktu tindakan, serta ketepatan dosis dan tembakan laser pada proses fotokoagulasi tersebut.


Makalah yang membahas perbandingan kadar Placenta Growth factor dengan dan tanpa intervensi Aflibercept; secara tidak langsung menunjukkan bahwa, kita membutuhkan peran disiplin lain untuk dapat memahami perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran secara umum; dan tentunya diharapkan dapat mengembangkannya dengan melakukan inovasi yang lebih spesifik untuk profesi kita. Hal yang serupa dengan laporan penatalaksanaan tumor Triton langsung menunjukkan bahwa tanpa peran pemeriksaan histopatologi maka kondisi mata pasien berpotensi untuk menjadi buta dan bahkan mungkin kematiannya.


Kedua contoh tersebut, pada hakekatnya menggambarkan kebutuhan kita untuk dapat bekerjasama baik dalam aspek inter-disiplin, maupun intra-disiplin (baca: sebagai profesi kita sendiri) dengan semangat kolegialitas untuk kemaslahatan pasien-pasien kita, profesi oftalmologi di masa mendatang. Perkembangan profesi yang sehat, menuntut adanya keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan profesi, namun kenyataan menunjukkan bahwa dalam berbagai kegiatan organisasi maupun ilmiah, mayoritas anggota yang berperan sebagai ujung tombak profesi kita di masyarakat dan yang berada di berbagai tingkatan pelayanan kesehatan relative bersikap pasif.


Di sisi lain, hal itu merupakan alasan yang mendasar bagi mereka yang mengemban amanah organisasi profesi kita untuk dapat mengarahkan anggota untuk dapat menyamakan persepsi, kemampuan klinis dan keterampilan operatif yang siap untuk beradaptasi dalam gelombang perubahan saat ini dengan diterapkannya sistim Jaminan Kesehatan Nasional dan era pasar bebas ASEAN mendatang.




Full text article

Generated from XML file

Authors

Tjahjono D Gondhowiardjo
Gondhowiardjo, T. D. (2017). Sudut Pandang dan Tanggung Jawab Profesi. Ophthalmologica Indonesiana, 43(1), 1. https://doi.org/10.35749/journal.v43i1.128
Copyright and license info is not available

Article Details

How to Cite

Gondhowiardjo, T. D. (2017). Sudut Pandang dan Tanggung Jawab Profesi. Ophthalmologica Indonesiana, 43(1), 1. https://doi.org/10.35749/journal.v43i1.128